Persaingan dalam ranah search engine semakin ketat. Bing, yang dibesut oleh Microsoft menggunakan cara-cara yang tidak terpuji dalam meningkatkan kekuatan hasil pencarian mereka. Nama besar yang disandang oleh Microsoft tidak langsung menjadikan mereka perusahaan yang bersaing secara sehat. Kejadian memalukan diungkapkan oleh Amit Singhal dari Google yang menulis bukti-bukti kalau Bing menjiplak data pencarian Google secara membabi buta. Kedua bukti merupakan hasil eksperimen yang dilakukan para insinyurnya setelah curiga dengan kemampuan Bing selama ini.
Bukti pertama bahwa Bing menjiplak Google adalah dalam pencarian kata “tarsorrhaphy“, prosedur bedah kelopak mata yang sangat jarang dilakukan. Pada pertengahan tahun 2010, Google mengamati hasil pencarian yang unik yang menghasilkan pencarian dengan kata kunci tersebut. Pengguna saat itu memasukkan pencarian dengan kata kunci yang salah yakni “torsoraphy“, namun mesin Google akan merekomendasikan istilah yang benar berikut hasil pencariannya.
“Saat itu, Bing tidak memberikan hasil pencarian dengan istilah yang salah itu. Kemudian, di akhir musim panas, Bing mulai memberikan hasil pencarian kami kepada pengunjungnya tanpa menyatakan istilah yang benar. Hal tersebut sangat janggal,” tulis Singhal.
Menurutnya, bagaimana mungkin mesin memberikan hasil pencarian dengan kata kunci yang bukan diminta pengunjung tanpa tahu istilah yang benar itu. Kalau memang tahu istilah yang benar, hasil pencarian dengan kata kunci yang benar tentu lebih banyak. Kenyatannya, hasil dengan istilah yang benar ternyata hanya satu alamat dan bercampur dengan kata kunci yang salah.
Ia mengatakan, dalam beberapa bulan kemudian, Google pun mencatat jumlah alamat web hasil pencarian di Google yang dijiplak Bing makin bertambah, baik dengan kata kunci yang populer maupun istilah yang salah ketik. Bahkan, sambungnya lagi, hasil pencarian yang menurut insinyur Google tak benar karena salah algoritma pun muncul di Bing.
“Kami sadari sesuatu tengah terjadi dan rasa penasaran kami makin kuat di akhir Oktober 2010 saat betapa banyaknya hasil pencarian tertinggi di Google juga banyak yang sama dengan Bing. Pola statistik itu sulit sekali dikesampingkan. Untuk mengetes hipotesis ini, kami butuh eksperimen untuk memastikan apakah Microsoft benar-benar menggunakan hasil pencarian Google di pemeringkatan Bing,” jelas Singhal.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, para insinyur Google pun melakukan eksperimen dengan membuat 100 hasil pencarian sintetis. Mereka menggunakan kata-kata kunci yang kecil kemungkinan digunakan pengguna, contohnya “hiybbprqag“. Dalam eksperimen ini, Google menambahkan alamat web tambahan dalam hasil pencarian yang tidak ada kaitannya dengan kata kunci tersebut.
“Kepada 20 insinyur kami berikan laptop yang sudah di-install Microsoft Windows baru dengan Internet Explorer 8 yang dilengkapi Bing Toolbar. Selama proses instalasi, kami memilih fitur “Suggested Sites” di IE8 dan kami memilih pengaturan standar Bing Toolbar,” jelas Singhal.
Kemudian, kepada setiap orang diminta melakukan pencarian dengan kata kunci yang aneh-aneh tersebut di mesin pencarian Google lalu melakukan klik alamat web yang telah disisipkan sebelumnya. Dalam beberapa minggu kemudian, alamat web yang khusus ditambahkan Google ternyata muncul di hasil pencarian Bing untuk kata kunci yang sama. Padahal, itulah satu-satunya alamat web yang muncul di hasil pencarian Google dan sengaja ditambahkan.
Di antara kata kunci yang dijadikan eksperimen Google adalah “hiybbprqaq” yang diberi hasil pencarian pemesanan tiket di sebuah teater di Los Angeles. Kata kunci lainnya “delhipublicschool40 chdjob” yang diberi hasil pencarian alamat web Credit Union. Kata kunci “juegosdeben1ogrande” diberi hasil pencarian alamat web penjual perhiasan.
Dengan temuan itu, ia menyimpukan bahwa Microsoft memanfaatkan fitur Suggested Sites di IE8 dan Customer Experience Improvement Program di Bing Toolbar untuk mengirim data-data hasil pencarian pengguna di Google ke Microsoft. Bisa juga metode lainnya agar hasil pencarian pengguna di Google bisa dijiplak Bing.
“Kami menantikan kompetisi dengan algoritma search engine yang asli, algoritma yang dibangun di inovasi intinya dan bukan hasil pencarian daur ulang dari kompetitor,” tandas Singhal. Menurutnya, apa yang dilakukan Microsoft hanya akan menghasilkan pencarian tidak lengkap alias versi imitasi Google yang murahan.
Tinggalkan Balasan