Press "Enter" to skip to content

Kembar tapi Tak Sama

Pernahkah kalian menemukan dua anak yang mengaku kembar tapi memiliki wajah dan warna kulit yang tidak sama? Jika kalian pernah menemukannya, kembar tersebut disebut kembar non-identik atau fraternal twin

Sumber: http://www.snopes.com
Sumber: http://www.snopes.com

Kembar non-identik terjadi ketika ibu mengeluarkan dua sel telur yang dibuahi oleh dua sperma yang berbeda. Hal inilah yang membedakan dengan kembar identik, yaitu satu sel telur dibuahi oleh sebuah sperma, lalu terbagi menjadi dua embrio. Anak yang lahir kembar identik memiliki DNA yang persis sama, sedangkan kembar non-identik memiliki 50% DNA yang sama. Dengan demikian kembar non-identik seperti dua saudara yang dilahirkan pada waktu yang berbeda. Kembar non-identik lebih umum terjadi dibandingkan kembar identik. 66% kelahiran kembar adalah kembar non-identik (sumber).

Kembar non-identik dapat menghasilkan anak dengan jenis kelamin yang sama atau berbeda, tergantung pada sperma yang membuahi sel telur.

Contoh kembar non-identik dengan jenis kelamin berbeda http://www.sciencenewsforkids.org
Contoh kembar non-identik dengan jenis kelamin berbeda http://www.sciencenewsforkids.org

Penyebab 

Kembar non-identik dapat disebabkan oleh superfecundation, yaitu fertilisasi dua atau lebih sel telur dalam satu siklus oleh sperma yang berbeda. Keluarnya sel telur dalam jumlah lebih dari satu (hiperovulasi) adalah faktor keturunan. Sperma yang membuahi sel telur ini bisa berasal dari pasangan yang berbeda, misal satu sel telur dibuahi oleh sperma dari pasangan pertama, sedangkan sel telur yang kedua dibuahi oleh pasangan lainnya (sumber). Kasus seperti ini pernah terjadi namun bisa dikatakan jarang.

Penyebab lain dari kembar non-identik adalah superfetation, yaitu berkembangnya janin baru setelah ada janin yang sedang tumbuh dalam rahim. Hal ini terjadi ketika sang ibu mengeluarkan lebih dari satu sel telur pada waktu yang tidak sama, kadang-kadang berbeda 24 jam, lalu sel telur tersebut dibuahi. Sel telur tersebut dibuahi pada waktu yang berbeda dengan demikian bayi kembar yang dihasilkan memiliki ukuran yang berbeda.

Superfetation dapat dideteksi melalui ultrasonografi. Kasus superfetation bisa dikatakan sangat jarang, namun mungkin terjadi ketika siklus menstruasi sang ibu berlanjut bahkan ketika ia sedang mengandung.