Press "Enter" to skip to content

Posts published by “Rifka Aisyah”

Seratus kali Orgasme dalam Sehari!

Apa yang Anda bayangkan jika membaca judul di atas? Apakah Anda membayangkan tentang seseorang yang sangat bernafsu, atau kenikmatan setiap saat karena menikmati orgasme. Terlebih, bagi Anda yang memiliki masalah dalam hubungan seksual, tentu akan iri.

Kim Ramsey
Sumber: theguardian

Anehnya, seratus kali orgasme dalam sehari ternyata tidak menjadi kenikmatan melainkan berubah menjadi siksaan yang bertubi-tubi. Itulah yang dialami oleh Kim Ramsey, seorang perawat dari Inggris. Bayangkan, bahkan sebuah gerakan panggul sedikit saja mampu memicu birahinya dan berubah menjadi orgasme. Karena terlalu sering terangsang, ia pun sulit menjalin hubungan layaknya manusia normal pada umumnya. Lalu apakah yang terjadi padanya?

Kim menderita apa yang disebut dengan: “persistent genital arousal disorder” atau disingkat dengan PGAD. PGAD merupakan gangguan rangsangan genital, dan ini tergolong baru dalam dunia medis. Kasusnya baru mulai didokumentasikan pada 2001 oleh Profesor Sandra Leiblum, psikiater asal Amerika Serikat yang juga penulis buku Principles and Practice of Sex Therapy.

Fakta Unik Seputar Kentut

Kentut, walaupun bau, adalah hal penting bagi kehidupan manusia. Karena begitu pentingnya kentut, pertanyaan pertama yang diajukan oleh seorang dokter setelah operasi adalah, “sudah kentut belum?“. Kali ini, benpintar akan coba mengupas sedikit fakta unik seputar kentut.

Dilarang kentut
Sumber: mizozo.com/weird

Alat Pengukur Intensitas Senyum

Siapa bilang senyum seseorang tidak dapat diukur intensitasnya? Sebuah teknologi baru yang mampu mengukur intensitas atau lebar senyum seseorang telah dikembangkan oleh perusahaan elektronik dan perawatan kesehatan asal Jepang, Omron Corp.

Software alat tersebut memindai gambar video untuk mendeteksi wajah. Alat tersebut dapat mendeteksi hingga 100 wajah, berdasarkan keterangan dari Yasushi Kawamoto dari Omron Corp.

Belajar dari Perjuangan Ma Eroh

Hidup memang merupakan sebuah perjuangan. Banyak para ahli filsafat yang sering berkata Jadilah Garam Dunia. Mungkin itulah yang ada di benak Mak Eroh. Perempuan setengah tua yang tidak kenal lelah tanpa berhenti terus bekerja demi kesejahteraan warga sekitarnya. Mak Eroh berasal dari Tasikmalaya tepatnya di Cisayong desa Pasir Kadu.

Mak Eroh tahu betul bagaimana susahnya mendapatkan seember air bersih sungguh butuh perjuangan. Kekeringanlah yang membuat Desa Pasir Kadu jauh dari kesejahteraan. Sawah-sawah kering kerontang dan apabila mereka tidak bercocok tanam maka kemiskinan telah berada di pelupuk mata. Sehingga dia memiliki gagasan untuk membuat saluran air sepanjang 50 meter yang dapat menghubungkan desa Pasir Kadu dengan Sungai Cilutung. Kerja kerasnya dimulai pada Juni 1945, namun gagasannya hanya menjadi bahan tertawaan warga sekitar. Dengan bermodalkan 20 buah pahat, 20 martil, 20 linggis, 20 belincong, plus cangkul yang ia beli dari penjualan perhiasan yang dia miliki.

Asal Usul Stereotipe “Dumb Blonde”: Mitos dan Fakta

Stereotipe “blonde” (pirang) adalah stereotipe yang diterapkan pada wanita yang berambut pirang. Stereotipe ini memiliki dua aspek. Pertama, wanita berambut pirang biasanya terlihat atraktif dan sangat diinginkan. Di lain pihak, wanita pirang sering dianggap lebih sedikit menggunakan kemampuan otaknya karena “wanita yang lebih banyak bergantung pada penampilannya akan lebih sedikit menggunakan otaknya”. Aspek yang terakhir inilah yang kemudian menjadi stereotipe “dumb blonde” yang sering kali dieksploitasi dalam guyonan-guyonan blonde. Salah satu contoh guyonan “dumb blonde” adalah seperti gambar di bawah ini.

Trend “Kepala Donat” di Jepang

Dalam episode Taboo, National Geographic menampilkan trend modifikasi tubuh yang paling baru di Jepang, yaitu bagel headalias kepala donat. Trend ini diyakini sebagai trend modifikasi tubuh yang paling menyeramkan di Jepang. Walaupun begitu, trend itu tidak menyurutkan masyarakat Jepang untuk menghentikannya. Justru sebaliknya, trend ini paling populer di Tokyo.

Bagel head dilakukan dengan menyuntikkan 13.5 ons (400 mL) larutan garam ke dahi hingga membengkak. Ketika pembengkakannya telah mencapai ukuran maksimum, sang injektor menekan bagian tengah dahi yang membengkak tersebut sehingga membentuk kue bagel atau kue donat. Proses ini memakan waktu selama dua jam. Dahi kembali ke bentuk semula setelah 18-24 jam.

Kembar tapi Tak Sama

Pernahkah kalian menemukan dua anak yang mengaku kembar tapi memiliki wajah dan warna kulit yang tidak sama? Jika kalian pernah menemukannya, kembar tersebut disebut kembar non-identik atau fraternal twin

Sumber: http://www.snopes.com
Sumber: http://www.snopes.com

Kembar non-identik terjadi ketika ibu mengeluarkan dua sel telur yang dibuahi oleh dua sperma yang berbeda. Hal inilah yang membedakan dengan kembar identik, yaitu satu sel telur dibuahi oleh sebuah sperma, lalu terbagi menjadi dua embrio. Anak yang lahir kembar identik memiliki DNA yang persis sama, sedangkan kembar non-identik memiliki 50% DNA yang sama. Dengan demikian kembar non-identik seperti dua saudara yang dilahirkan pada waktu yang berbeda. Kembar non-identik lebih umum terjadi dibandingkan kembar identik. 66% kelahiran kembar adalah kembar non-identik (sumber).

Mengapa keju Swiss berlubang-lubang?

Keju Swiss, atau dikenal dengan keju Emmental, adalah salah satu jenis keju yang paling mudah dikenali karena banyaknya lubang dalam keju tersebut. Lubang-lubang ini biasanya disebut “mata” (eye) oleh para pembuat keju.

Keju Swiss berasal dari Switzerland. Istilah “keju Swiss” saat ini merujuk pada setiap keju yang memiliki lubang-lubang. Keju Swiss biasanya berwarna kuning pucat dengan lubang yang tersebar dan memiliki rasa nutty (mirip kacang). Semakin besar lubang pada keju, semakin kuat rasa keju tersebut karena bakteri memiliki waktu yang lebih panjang untuk mengolah keju tersebut. Namun, jika lubang terlalu besar, keju tersebut semakin sulit dipotong dan semakin mudah hancur ketika dipotong.

Sejarah dan Seluk Beluk Olahraga Tinju

Menurut beberapa catatan sejarah olahraga ini pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Romawi, Mesir, dan Yunani. Mulanya, para petinju yang mengikuti pertandingan ini tidak menggunakan sarung tinju, melainkan sarung besi sehingga banyak petinju yang meninggal di area tinju karena terkena pukulan sarung tangan besi.